Timbul Ruam di Area Mulut? Apa Penyebabnya?

Kulit sekitar mulut kamu terasa perih dan gatal? Itu tandanya kulit kamu sedang mengalami iritasi. Iritasi atau ruam ini bisa terjadi karena pemakaian krim wajah yang terlalu tebal, alergi pasta gigi dengan fluoride, perubahan hormon, gangguan lapisan epidermis, gangguan sistem imun, dan juga pemakaian krim steroid yang sembarangan. 

Krim steroid atau topical corticosteroid biasanya digunakan sebagai treatment pengobatan yang diaplikasikan langsung ke kulit untuk mengatasi gejala inflamasi. Beberapa jenis krim yang mengandung steroid bisa didapatkan di drug store. Namun untuk kadar yang lebih tinggi harus disertai dengan resep dokter dan dengan indikasi yang jelas.

Baca Juga: Apakah Steroid Oles Boleh untuk Wajah?

Krim dengan kandungan steroid yang tinggi belakangan ini masih marak terjual di pasaran. Krim ini biasa dikenal dengan istilah skincare etiket biru atau krim dokter. Meskipun membawa embel-embel ‘dokter’, krim ini sama sekali tidak diresepkan khusus untuk para pasiennya sesuai dengan masalah kulit mereka. Ini yang membuat penggunaan krim steroid berbahaya dan bisa menimbulkan ruam atau yang disebut dengan perioral dermatitis.

Apa itu perioral dermatitis?

Perioral dermatitis merupakan kondisi ruam kemerahan yang terjadi di sekitar area mulut. Ruam biasanya disertai dengan kulit yang mengelupas, kering, agak bengkak hingga munculnya inflamasi seperti papuls yang mirip dengan jerawat kecil. Sehingga tidak jarang perioral dermatitis disangka sebagai jerawat atau breakout.

Pada beberapa orang, perioral dermatitis bisa muncul pada area lain seperti kelopak mata dan hidung. Ketika kamu mengalami kondisi ini, kamu akan merasa gatal dan perih di area yang terinflamasi. Perioral dermatitis ini tidak menular, karena penyebab utama kondisi ini adalah penggunaan topical steroids.

Baca Juga: Ini Dia Perbedaan Breakout dan Purging yang Perlu Diketahui

Bagaimana mengatasi ruam di sekitar mulut?

Langkah yang paling efektif untuk mengatasi perioral dermatitis adalah dengan segera menjauhi penyebab kemunculan ruam itu sendiri. Misal, dengan menghentikan penggunaan krim steroid atau skincare lain yang baru-baru ini kamu coba. Krim steroid apabila digunakan terlalu lama, bisa menyebabkan inflamasi dan iritasi di kulit. 

Apabila krim steroid tersebut memang dalam pengawasan dokter, segera konsultasikan ke dokter kamu apakah kamu bisa menghentikan penggunaannya sementara hingga perioral dermatitis kamu mereda. Meskipun begitu, perlu kamu ketahui bahwa ketika kamu menghentikan pemakaian krim steroid, ruamnya bisa semakin memburuk. Tapi kamu harus sabar dan tetap tidak menggunakan krim steorid lagi.

Cara ini bisa kamu lakukan untuk mengatasi ruam di area mulut:

• Menghentikan pemakaian krim yang mengandung steroid/kortikosteroid, termasuk hydrocortisone
• Konsultasi ke dokter spesialis kulit dan kelamin (SpKK) agar mendapatkan antibiotik
• Mengubah rangkaian skincare untuk kulit iritasi
• Hindari skincare atau makeup yang memiliki wewangian

Pada kondisi ini, kamu juga dapat meminimalisir penggunaan skincare yang tidak perlu dan hanya menggunakan skincare wajib seperti sabun cuci muka yang gentle, pelembab ringan dan juga sunscreen. Intinya, untuk mengatasi ruam pada wajah akibat krim steroid ini harus sabar karena hasilnya tidak didapatkan secara instan.

Baca Juga: Hati-hati! Berikut Bahaya Beli Skincare Etiket Biru Sembarangan 

“Krim dokter” yang dijual bebas di marketplace merupakan hal utama yang wajib kamu hindari jika tidak ingin terkena perioral dermatitis. Jangan tergiur dengan nama dokter yang melekat pada krim etiket biru tersebut. Karena krim racikan dokter nyatanya tidak bisa dijual bebas dan belum tentu cocok untuk segala jenis kulit. Yuk, jaga selalu kesehatan kulit wajah dengan tidak menggunakan skincare abal-abal.

Referensi:

American Academy of Dermatology Association (2023). Diakses pada 2023. Red Rash Around your Mouth Could be Perioral Dermatitis.

NHS (2023). Diakses pada 2023. Topical Corticosteroids.

Cleveland Clinic (2020). Diakses pada 2023. Perioral Dermatitis.