Apa Itu Chromabright®?

Chromabright® dikembangkan sebagai molekul aktif yang memiliki cara kerja yang mirip dengan hidrokuinon. Berdasarkan hasil studi pada sel (in vitro) yang dipublikasi, molekul ini bekerja dengan menghambat enzim tirosinase yang merupakan enzim penting yang terlibat dalam rantai proses pembentukan pigmen melanin. Studi lebih lanjut membuktikan bahwa ketika dibandingkan langsung dengan hidrokuinon, Chromabright® disebut memiliki efek  yang sama efektifnya, bahkan lebih tinggi ketika dibandingkan dengan Arbutin, Magnesium Ascorbyl Phosphate, dan Kojic Acid. Disamping efek mencerahkan, penelitian yang dilakukan juga membuktikan bahwa Chromabright® juga mampu mencegah kerusakan kulit yang dipicu UV.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, Chromabright® diklaim berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif dan terobosan baru zat aktif pencerah kulit yang efektif untuk berbagai indikasi, terutama masalah hiperpigmentasi /flek pada wajah seperti melasma dan lentigo.

Selama proses pengembangannya, Chromabright® dinyatakan lolos uji iritasi dan tidak menunjukkan efek toksis terhadap sel, tidak mutagenik, serta tidak menyebabkan reaksi sensitisasi alergi pada kulit manusia.

Respon kulit termasuk sensitivitas setiap orang bisa sangat berbeda-beda. Selalu pilih produk yang terjamin secara mutu dan keamanan untuk memperkecil risiko efek samping. Hentikan produk apapun yang dipakai ketika mengalami gejala seperti kemerahan, gatal, rasa menyengat atau terbakar, kulit kering mengelupas, atau munculnya bentol dan ruam.

Baca juga: Bagaimana Tanda dan Gejala Melasma?

Sampai saat ini belum ada penelitian pasti mengenai profil keamanan Chromabright® secara spesifik untuk ibu hamil dan menyusui. Sebagai langkah antisipasi lebih, sebaiknya konsultasikan pemakaian produk perawatan kulit jika kamu sedang hamil dengan dokter spesialis kulit.

Chromabright® umumnya tersedia dalam bentuk formulasi kosmetik berbasis lemak seperti emulsi, krim, atau wax namun juga dapat terkandung dalam pembersih wajah hingga serum dalam konsentrasi yang bervariasi antara 0.1% - 0.5%.

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa efek pencerah Chromabright® meningkat seiring dengan dosis. Meski demikian untuk pemilihan produk secara umum sebaiknya tetap mengikuti aturan pemakaian yang berlaku untuk masing-masing produk.

Secara teori, Chromabright® kemungkinan aman dan dapat dikombinasikan dengan produk lain yang sudah dipakai sebelumnya. Namun untuk memastikan lebih jauh lagi, sebaiknya Anda mengkonsultasikan hal ini dengan dokter Anda demi hasil yang aman dan ideal.

Sebagian besar masalah seputar hiperpigmentasi pada wajah akan memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk dengan menggunakan kombinasi berbagai produk / bahan aktif untuk mencapai hasil yang paling optimal. Chromabright® mungkin berpotensi untuk dapat dimanfaatkan lebih jauh dalam hal ini.  

Kekurangan terbesar dari Chromabright® adalah terbatasnya informasi perihal molekul ini termasuk sangat terbatasnya penelitian independen untuk membuktikan efektivitasnya secara nyata. Satu-satunya uji klinis yang dipublikasikan oleh pengembang Chromabright® sendiri hanya melibatkan subyek yang sedikit dan hanya diujikan untuk kasus melasma dan lentigines saja. Chromabright® juga merupakan produk paten yang tidak bisa dengan mudah didapatkan.

Perlu studi klinis yang jauh lebih banyak untuk dapat meyakinkan bahwa Chromabright® memang benar seefektif klaim yang berkembang. Jika kamu hendak mempertimbangkan produk ini, selalu perhatikan dan ikuti aturan umum dalam merawat kulit dengan skincare yang benar. Untuk memastikan apakah Chromabright® adalah pilihan yang tepat untuk masalah kulit kamu, berkonsultasilah dengan dokter ahli terlebih dahulu.

Jika kamu masih punya pertanyaan seputar kandungan skincare Chromabright®, silakan tanya dokter disini ya!

• M. Mangues, C. Carreño, J. Cebrián,N. Almiñana. Vol. 12, No 4 (2009). Development of a new cosmetic active for safe skin brightening. 
• PersonalCare. (2009). New Molecule For Safe Skin Brightening
• Nico Smit. NCBI. (2009). The Hunt for Natural Skin Whitening Agents